WISATA PUNCAK B26 ARGOSARI LUMAJANG | NEGERI DIATAS AWAN

23.59

Bermula dari waktu senggang yang weekend kali ini. Daniel mengajak kami untuk traveling ke puncak B29 Argosari Lumajang. Adakah yang tahu tentang B29 ? Apa itu dan ada di mana ? Kedua pertanyaan itulah yang menjadi misteri yang mondar-mandir di dalam pikiran saya. Entah kebetulan, entah Tuhan menjodohkan saya untuk bisa ke B29. Seperti pucuk dicinta ulam pun tiba, datanglah kesempatan yang langka itu. Pada kali ini Daniel yang sudah mengunjungi puncak B29 membuat saya yakin untuk bergabung dengan yang lain. Terkumpullah 6 orang pada hari Minggu yang dengan langit yang bermatahari sayu berkumpul di depan Terminal Tawangalun. Hal yang membuat saya menahan tawa di pagi hari ini ada Mbak Ike yang ikut bergabung, tampak di laci motor maupun bagasi motor melimpah ruah dengan buah rambutan. Cukup hanya itu saja? | Tidak, masih ada makanan dan minuman yang lain di dalam tasnya. Dengan mengendarai 5 sepeda motor, roda-roda ini menggilas aspal keluar dari Jember menuju kabupaten tetangga yang terkenal dengan buah pisangnya. Kabupaten Lumajang ini adalah tempat kelahiran dari travel writer yang bernama Agustinus Wibowo. Salah satu buku karangannya yang berjudul “Titik Nol” tentang makna sebuah perjalanan ketika dia sudah pulang ke rumahnya. Dekat sebuah pura agung yang berada di Senduro, kami berteduh sejenak di sebuah warung untuk sarapan pagi. Menu pagi ini sangat enak dikecap pada lidah kami. Pecel madiun dengan sayuran yang masih segar dan semakin nikmat dengan peyek yang renyah. Bang Jhon yang terlihat kelaparan, menambah satu porsi pecel lagi untuk memuaskan lidah dan perutnya. Sarapan pagi ini terasa berbeda dari biasanya karena diselingi canda gurau tentang kelucuan travel story kami di beberapa tempat. Tampak pula Rina yang hanya diam dan sesekali tertawa, Rina adalah travelmate kami yang baru pertama kali bergabung. Perut kenyang, kami melanjutkan petualangan terus melahap jalanan yang semakin menanjak. Ketinggian yang agak curam membuat sepeda motor kami menyerah. Untuk sepeda motor automatis harus mengorbankan karet V-belt yang memanas dan kampas rem yang semakin menipis. Sebuah pengorbanan untuk melihat keindahan yang belum kami ketahui dari ciptaan Yang Maha Kuasa. Perjalanan pun dilanjutkan menuju Desa Argosari. Masih berada di Kecamatan Senduro. Lantas di manakah puncak B29-nya? Masih belum sampai juga. Jalanan semakin mendaki, sepeda motor kami pun menyerah. Beberapa dari kami harus turun dari sepeda motor dan mendorongnya. Meski jalanan ini cukup bagus untuk daerah yang terpencil namun semakin ke atas semakin ganas tanjakannya, tak hayal jika sepeda motor dari Rizal dan Bang Jhon jatuh. Selain tanjakan, jalanan licin bekas hujan adalah faktor penghalang utama menaklukkan medan ini. SUMBER : Jember Travaller.com

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images